TINJAUAN FILOSOFIS TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM
Di Ajukan untuk Memenuhi Tugas Semester Genap Tahun Akademik 2018/2019
Mata Kuliah
Filsafat Pendidikan Islam
Dosen Pengampu : Ifrohan, M. Pd. I
SELASA, 02 APRIL 2019
Di susun oleh kelompok:
Abdul azis efendi (2018110001)
Dewi Rahayu Hazizah (2018110015)
Amrozi Hamdi (2018110007)
PROGRAM STUDI
MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
(MPI)
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
(STAI) AS-SHIDDIQIYAH
LEMPUING JAYA
TAHUN AKADEMIK 2019
KATA PENGANTAR
Penulis mengucapkan puji syukur kepada ALLAH SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya kesegenap isi alam. Dengan rahmat tersebut, penulis
dapat menyelesaikan makalah Filsafat Pendidikan Islam yang berjudul “TINJAUAN
FILOSOFIS TINJAUAN TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM”
ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pengampu Ifrohan, M.Pd.
I selaku pembimbing selama pembuatan makalah berlangsung, dan kepada
teman-teman seperjuangan yang telah mendukung pembuatan makalah ini.Penulis
berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua agar kita semua
dapat memahami menulis kutipan dan daftar pustaka.
Dalam penulisan makalah ini,
penulis menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun bagi penulis.
Lempuing Jaya, April 2019
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................. iii
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang................................................................. 1
B.
Rumusan Masalah........................................................... 2
C.
Tujuan ............................................................................ 2
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Tinjauan Singkat Filosofis Pendidikan.................................. 3
B.
Devinisi Tinjauan Tujuan Pendidikan Islam.......................... 5
C.
Tinjauan Filosofis Tinjauan Tujuan Pendidikan Islam.......... 6
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan.......................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Problem utama
yang di hadapi oleh lembaga pendidikan Islam di Indonesia saat ini adalah
berkenaan dengan dua masalah mendasar, yaitu masalah kualitas (mutu) pendidikan
dan kontribusi lembaga pendidikan Islam bagi pembangunan nasional, khususnya
dalam membentuk moralitas bangsa Indonesia. Sekarang ini, Kejahatan dan
perilaku menyimpang yang pelakunya tidak sedikit dari kalangan terpelajar.
Meski persoalan di atas tidak hanya semata-mata menjadi tanggung jawab lembaga
pendidikan Islam, akan tetapi Lembaga pendidikan Islam setidaknya memiliki
peran dan fungsi yang layak di pertanyakan, yakni membentuk Kepribadian manusia
yang berakhlak mulia dan bertanggung jawab baik secara vertical dan horizontal.
Pada dasarnya proses
pendidikan adalah hal pokok yang harus di tempuh dalam kehidupan ini untuk
mencapai perubahan yang di harapkan oleh semua kalangan. Perubahan yang di
harapkan tentunya adalah perubahan menuju kebaikan dan kebahagian baik di dunia
sampai di akhirat nanti. Keduanya ini merupakan tujuan semua makhluk hidup baik
yang ada di langit maupun yang ada di bumi tidak hanya manusia saja. Untuk itu
perlunya mengetahui bagaimana pandangan tentang sejarah pendidikan Islam dan Tujuan
dari pendidikan Islam tersebut. Sehingga Penulis akan membahas tentang “Tinjauan
Filosofis Tentang Tujuan Pendidikan Islam”.
B. Rumusan Masalah
1) Apa itu Filosofis tentang arti Pendidikan?
2) Apa Devinisi dari Tinjauan Tujuan Pendidikan
Islam?
3) Bagaimana Tinjauan filosofi Tentang tujuan
pendidikan Islam?
C. Tujuan
1) Untuk Mengatahui pengertian Filosofis dari
pendidikan
2) Untuk Memahami Devinisi Tinjauan Tujuan
Pendidikan Islam
3) Untuk Memahami dan mengetahui Tinjauan Filosofis
Tujuan Pendidikan Islam
BAB II
PEMBAHASAN
A. Filosofis Tentang Arti Pendidikan Islam
Pendidikan adalah suatu aktivitas untuk
mengembangkan seluruh aspek kepribadian manusia yang berjalan seumur hidup.
Pendidikan bukan bersifat formal saja. Tetapi mencakup pula yang non formal
juga. Sedangkan menurut Charles E. Siberman bahwa pendidikan tidak
identik dengan pengajaran yang hanya terbatas pada usaha mengembangkan interlektualitas manusia. Tugas
pendidikan bukan melalui meningkatkan kecerdasan, melainkan mengembangkan
seluruh aspek kepribadian manusia. Pendidikan merupakan sarana utama untuk mengembangkan
kepribadian setiap manusia.[1]
Secara umum pendidikan dapat diartikan sebagai
usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam
masyarakat dan kebudayaan. Dengan demikian, bagaimanapun sederhananya peradaban
suatu masyarakat, di dalam nya terjadi atau berlangsung suatu proses
pendidikan. Pendidikan pada Hakikatnya merupakan usaha manusia melestarikan
hidupnya.[2]
Pendidikan diartikan sebagai proses timbal balik dari tiap pribadi manusia
dalam penyusunan dirinya dengan alam, dengan teman, dan dengan alam sermesta.
Pendidikan adalah proses, dalam mana
potensi-potensi ini (kemampuan, kapasitas) manusia yang mudah di pengaruhi oleh
kebiasaan-kebiasaan supaya di sempurnakan oleh kebiasaan-kebiasaan yang baik,
oleh alat/media yang di susun sedemikian rupa dan dikelola oleh manusia untuk
menolong orang lain atau dirinya sendiri mencapai tujuan yang di tetapkan.
Perkembangan yang terorganisasi dan kelengkapan dari semua potensi manusia,
Moral, Intelektual dan Jasmani (fisik), oleh dan untuk kepribadian individunya
dan kegunaan masyarakatnya yang di harapkan demi menghimpun semua aktivitas
tersebut bagi tujuan hidupnya (tujuan terakhir).
Dalam hal ini tim Dosen FIP IKIP Malang
menyimpulkan pengertian pendidikan adalah:
a)
Aktivitas dan usaha manusia untuk meningkatkan kepribadiannya dengan jalan
membina potensi-potensi pribadinya rohani (pikir, rasa, karsa, cipta dan budi
nurani) dengan Jasmani (Panca indera serta keterampilan-keterampilan).
b)
Lembaga yang bertanggung jawab menetapkan cita-cita (tujuan) pendidikan,
isi, sistem dan organisasi pendidikan. Meliputi: Keluarga, sekolah dan
masyarakat (negara).
c)
Hasil atau prestasi yang di capai oleh perkembangan manusia dan usaha
lembaga-lembaga tersebut dalam mencapai tujuannya. Pendidikan dalam arti ini
merupakan tingkat kemajuan masyarakat dan kebudayaan sebagai satu kesatuan.[3]
Perkembangan manusia yang di kehendaki
keterpaduannya dengan kemajuan masyarakat dan hasil budaya, belum menunjukkan
adanya kualifikasi tertentu. Untuk itu kualifikasi Islam untuk pendidikan
memberikan kejelasan bentuk konseptualnya. Pembentukan kepribadian yang di
maksudkan sebagai hasil pendidikan adalah kepribadian muslim, dan kemajuan
masyarakat dan budaya adalah yang tidak menyimpang dari ajaran Islam.
John Dewey Mengemukakan bahwa pendidikan sebagai salah satu
kebutuhan hidup (a necessity of life), salah satu fungsi sosial (a
social function) sebagai bimbingan (as direction), sebagai sarana
pertumbuhan (as growth), yang mempersiapkan dan membukakan serta membentuk
disiplin hidup.[4]
B. Tinjauan Tujuan Pendidikan Islam
Tujuan adalah dunia cita, yakni suasana ideal yang ingin yang ingin di
wujudkan. Dalam tujuan pendidikan suasana ideal itu nampak pada tujuan akhir (Ultimate
aims of erducation). Tujuan akhir biasanya dirumuskan secara padat dan
singkat, seperti terbentuk nya kepribadian Muslim.[5]
Dan Kematangan dan Integritas-kesempurnaan-Pribadi.[6]
Ada yang memerinci tujuan Pendidikan dalam bentuk taksonomi (sistem
klasifikasi) yang terutama meliputi:
1.
Pembinaan Kepribadian (Nilai Formil)
Ø
Sikap (attitude)
Ø
Daya Pikir Praktis Rasional
Ø
Obyektivitas
Ø
Loyalitas kepada Bangsa dan Ideologi
Ø
Sadar Nilai-nilai Moral dan Agama.
2.
Pembinaan Aspek Pengetahuan (Nilai Materiil), yaitu materi ilmu itu
sendiri.
3.
Pembinaan Aspek Kecakapan, Keterampilan (Skill) nilai-nilai Praktis.
4.
Pembinaan Jasmani yang sehat. [7]
Perubahan yang di upayakan oleh proses pendidikan/usaha pendidiksn untuk
mencapaiannya, baik pada tingkah laku individu dan pada kehidupan pribadinya,
atau Kehidupan Masyarakat dan alam sekitar Tentang Individu hidup, pada proses
Pendidikan dan Pengajaran suatu aktivitas asasi dan sebagai proporsi di antara
profesi asasi dalam masyarakat.
Mengingat pendidikan adalah proses hidup dan kehidupan manusia, maka tujuannya
pun mengalami perubahan dan perkembangan sejalan dengan perubahan dan
perkembangan zaman. Dalam hal ini, Tujuan khusus sebagai pedoman operstif
praktis di tuntut untuk senantiasa siap memberi hasil guna, baik bagi keperluan
menciptakan dan mengembangkan ilmu-ilmu baru, lapangan kerja baru, maupun
membina sikap hidup kritis dan pola tingkah laku baru serta
kecenderungan-kecenderungan baru. Di sini barangkali yang di maksud oleh Toffler:
“Education must shift into the future tense”.[8]
Demikian beberapa rumusan tujuan Pendidikan Islam, makna dan fungsinya
dalam upaya pembentuk Kepribadian muslim, perpaduan iman dan amal shaleh, yaitu
keyakinan adanya kebenaran mutlak yang menjadi satu-satunya tujuan hidup dan
sentral pengabdian diri dan perbuatan yang sejalan dengan harkat kemanusiaan
dan meningkatkan kemasnusiaan.
C. Tinjauan Filosofis Tujuan Pendidikan Islam
Menurut Islam, Manusia adalah makhluk ciptaan ALLAH SWT, Manusia tidaklah
muncul dengan sendirinya atau berada oleh dirinya sendiri. Al-Qur’an surat
Al-‘alaq ayat 2 menjelaskan bahwa manusia di ciptakan dari segumpal darah,
Surat Al-Thoriq ayat 5 menjelaskan bahwa manusia di jadikan ALLAH, Surah
Ar-Rahman ayat 3 menjelaskan bahwa Allah Lah yang menciptakan manusia. Dan
masih banyak lagi ayat yang menjelaskan tentang manusia. Jadi intinya Manusia
adalah citaan ALLAH yang berkembang sesuai dengan alam sekitarnya, dalam
perkembangannya manusia dapat di pengaruhi oleh pembawaan dan lingkungannya, ia
cenderung ingin mengetahui apa yang mengganjal dalam fikirannya bahkan
cenderung meyakini ada kekuatan lain yang bersumber dari luar dirinya, dari
faktor inilah manusia perlu di didik sesuai dengan karakternya masing-masing dan harus beragam sehingga
memiliki aspek jasmani, akal dan ruhani yang baik.
Maka dengan tiga aspek ini di harapkan manusia meenjadi makhluk yang berada
dengan yang lain.[9]
Menurut T.S. Eliot yang di ikuti oleh Ahmad Tafsir mengataskan bahwa pendidikan
yang penting itu tujuannya harus di ambil dari pandangan hidup. Harus sesuai
dengan ajaran panmdangan kehidupan masing-masing. Eliot mempunyai devinisi
seperti ini karena ia menyakini bahwa dasar kehidupan seseorang adalah
pandangan hidup. [10]
Berbeda dengan pendapat Al-Attas, yang menghendaki tujuan pendidikan Islam
adalah manusia yang baik. Hasan Langgulung, misalnya mengatakan bahwa istilah
tujuan sendiri banyak di campur-baurkan penggunaannya dengan istilah maksud.
Kadang-kadang tampak berbeda dan tampak serupa. Namun demikian, ia menganggap
kedua istilah itu mempunyai arti yang sama.
Menurut Al-Syaban, hubungan antara tujuan dan tanda-tanda adalah hubungan
penyerupaan atau persamaan dalam makna, tempat pencapaian tujuan dan
tanda-tanda adalah hubungan perserupaan atau persamaan dalam makna. Tempat
pencapaian dan tanda menghendaki adanya perencanaan dan usaha yang di sengaja
dan rentetan langkah yang berkaitan satu sama lain. Tujuan dan Tanda adalah
suatu proses mempunyai permulaan dan akhir yang di tentukan oleh langkah yang
bertalian satu sama lain. Menurut Al-Syaibani, Tujuan dan Ramalan. Tujuan
adalah sesuatu yang hendak di capai oleh Institusi pendidikan, sedangkan
ramalan adalah sesuatu yang di harapkan terjadi oleh institusi pendidikan.
Pendapat merimba, menyebutkan ada empat fungsi berkenaan dengan tujuan
pendidikan Islam:
1. Untuk mengakhiri sebuah usaha. Pada umumnya
suatu usaha di katakan berakhir kalau tujuan akhirnya telah tercapai. Sehingga
pendidikan di katakan berhasil ketika tujuan akhirnya telah dapat di capai.
2. Untuk mengarahkan usaha tanpa adanya
antisipasi dan orientasi (pandangan kedepan)kepada tujuan, penyelewengan akan
banyak terjadi dan kegiatan yang di lakukan tidak akan berjalan secara efisien,
bahkan tidak terarah.
3. Berfungsi sebagai titik pangkal untuk
menncapai tujuan lain. Sebagai starting point untuk menuju pada upaya pencapai tujuan lain yang lebih penting
atau lebih besar.
4. Memberi nilai (sifat) pada ketiga usaha-usaha
tersebut.
Hal ini menunjukkan bahwa dalam rumusan setiap
tujuan selalu di sertai dengan nilai yang hendak di usahakan perwujudannya.
Dari uraian di atas terdapat kesan, bahwa sebenarnya cakupan tujuan pendidikan
itu sangat luas. Dalam kerangka menjelaskan hakikat pendidikan Islam, maka para
pakar pendidikan Islam memberikan perhatuian cukup besar tentang tujuan
pendidikan Islam.
Tinjauan filosofinya ilmu tidak terjadi atau
ada begitu saja (Ilmu Laduni), melainkan Ilmu itu tidak ada ketika
melalui proses pembelajaran, baik yang bersifat formal maupun non-formal. Dari
sejarah penciptaan manusia yang bernama Adam’alaihissalam. Sejarah
inilah antara guru dan murid merupakan suatu kesatuan yang tidak bisa
terpisahkan sehingga di namakan pendidikan, dan untuk mencapai tujuan dari
pendidikan itu kita tidak bisa terlepas dari amal.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Secara umum pendidikan dapat diartikan sebagai
usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam
masyarakat dan kebudayaan. Dengan demikian, bagaimanapun sederhananya peradaban
suatu masyarakat, di dalam nya terjadi atau berlangsung suatu proses pendidikan.
Pendidikan pada Hakikatnya merupakan usaha manusia melestarikan hidupnya.
Perubahan yang di upayakan oleh proses
pendidikan/usaha pendidiksn untuk mencapaiannya, baik pada tingkah laku
individu dan pada kehidupan pribadinya, atau Kehidupan Masyarakat dan alam
sekitar Tentang Individu hidup, pada proses Pendidikan dan Pengajaran suatu
aktivitas asasi dan sebagai proporsi di antara profesi asasi dalam
masyarakat.Mengingat pendidikan adalah proses hidup dan kehidupan manusia, maka
tujuannya pun mengalami perubahan dan perkembangan sejalan dengan perubahan dan
perkembangan zaman.
Tinjauan filosofinya ilmu tidak terjadi atau
ada begitu saja (Ilmu Laduni), melainkan Ilmu itu tidak ada ketika
melalui proses pembelajaran, baik yang bersifat formal maupun non-formal. Dari
sejarah penciptaan manusia yang bernama Adam’alaihissalam. Sejarah
inilah antara guru dan murid merupakan suatu kesatuan yang tidak bisa
terpisahkan sehingga di namakan pendidikan, dan untuk mencapai tujuan dari
pendidikan itu kita tidak bisa terlepas dari amal.
DAFTAR PUSTAKA
Rinanto, Ahmad. Peranan Media Audovisual
Dalam Pendidikan. Yogyakarta: Yayasan Kansius, 1982. Hal.11.
Tim Dosen FIP IKIP Malang, Kapita
Selekta-Pengantar Dasar-dasar Kependidikan, IKIP.
Tim Dosen FIP IKIP Malang , op cit, Hal.6.
Dewey, John. Democracy And Education,
New York, The Free Press, 1966, Hal.1-54.
Marimba, Ahmad. Pengantar Filsafat
Pendidikan Islam, Bandung Al Ma’rif. 1962. Hal. 43.
Zuhairini,
Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta, Bumi Aksara. Hal.160.
Syam, Muhammad Noor. Pengantar Filsafat
Pdendidikan, FIP-IKIP. Malang. 1973. Hal. 76.
Toffler, Alfin. Future Shock, New York,
Bantuan book, 1970, Hal. 427.
Tafsir, Ahmad. Ilmu Pendidikan Islam,Rosdakarya:
Bandung, cet. Ke. 2. 2013. Hlm. 53.
Ibid. Hlm. 65.
[1] Andre Rinanto, Peranan Media Audovisual
Dalam Pendidikan. Yogyakarta: Yayasan Kansius, 1982. Hal.11.
[2] Tim Dosen FIP IKIP Malang, Kapita Selekta-Pengantar Dasar-dasar
Kependidikan, IKIP Malang,1981, Hal.2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar